Search

Thanks BPN Ramadan 2021, Sukses Menyemangati Ngeblog

thanks bpn ramadan 2021

Seharusnya artikel ini ditayangkan tepat sehari setelah postingan ke-30 dari BPN Ramadan 2021 keluar. Namun ternyata meski lebaran masih berbeda dibanding tahun-tahun sebelum pandemi, lebaran di tahun ini sudah lebih hectic dari setahun yang lalu.

Agenda silaturahmi dua hari berturut-turut membuat saya tak sempat menyentuh laptop. Namanya juga liburan, sebagaimana yang saya tulis pada artikel kegiatan di hari libur, pantang bekerja di tanggal merah berusaha saya jalankan.

Sayangnya setelah libur kerja beberapa hari, jetlag pun melanda. Mengumpulkan niat untuk berhadapan kembali dengan laptop ternyata butuh effort berkali lipat. Alhamdulillah akhirnya berhasil juga menuntaskan BPN Ramadan 2021. Senang sekali karena saya bisa kembali menyelesaikan tantangan ini, setelah dua tahun berturut-turut gagal.

Contents

Best Moments bersama BPN Ramadan 2021

Untuk merayakan kemenangan diri sendiri karena berhasil menyelesaikan 30 tema yang diberikan, saya ingin membagikan best moments bersama BPN Ramadan 2021. Yuk, sahabat bunda ikut saya menelusuri momen-momen tersebut!

1. Pertama Kali Challenge Bareng Salam Bunda

Ini adalah kali pertama mengikuti challenge menulis dalam ronde panjang bersama Salam Bunda. Selama ini setiap kali ada challenge menulis, saya lebih mengutamakan menggunakan Marita’s Palace. Namun melihat beberapa tema yang disediakan oleh BPN sudah pernah saya tulis beberapa kali di blog tersebut, saya banting setir ke Salam Bunda.

Buat saya mengikuti BPN Ramadan tahun ini adalah kesempatan untuk menambah postingan di Salam Bunda dengan lebih optimal. Memikirkan tema tulisan seringkali menjadi bagian tersulit dalam proses ngeblog. Bahkan gara-gara mikir satu tema, bisa nggak menulis berhari-hari.

Maka ketika sudah ada 28 tema plus 2 tema bebas disediakan, seharusnya nggak ada alasan untuk bolong ngeblog kan?

2. Stuck di Beberapa Tema

Nyatanya meski tema sudah tersedia, saya masih punya alasan untuk stuck menulis. Ada beberapa tema yang membuat saya harus berpikir keras. Saya pikir dengan berganti blog, tema-tema yang sebelumnya sudah dituliskan di blog sebelah akan lebih mudah ditulis dalam variasi lain. Namun tak semudah itu.

Selain tema-tema yang sudah pernah ditulis, tema tentang hobi terbaru dan channel memasak menjadi PR tersendiri buat saya. Pertama, saya merasa tak memiliki hobi terbaru. Beginilah typical orang yang sudah kadung di zona nyaman, malas beranjak untuk menekuni hal baru, hihi.

Kedua, saya sama sekali tak punya hobi memasak. Iya sih beberapa kali ngepoin video resep di instagram, namun ya sekilas saja, nggak pernah memperhatikan benar-benar nama akunnya.

Akhirnya dengan perenungan yang cukup panjang, bisa juga sih kelar kedua tema tersebut. Yippie, intinya mah tuntaskan malas dan segala kekhawatiran, buka laptop. Tulis kata pertama dan biarkan mengalir. Bye-bye stuck.

3. Menargetkan Diri Tulisan Minimal 600 Kata

Salah satu alasan kenapa tidak memilih mengikuti challenge di Marita’s Palace karena saya punya standar jumlah kata di blog tersebut. Standarnya minimal 800 kata. Ternyata untuk update setiap hari, terkadang 800 kata terasa berat hihi.

Maka kemudian di blog-blog selain Marita’s Palace, saya menurunkan standar jumlah kata menjadi minimal 600 kata. Ada apa dengan jumlah tersebut? Sederhana sebenarnya.

Plugin SEO yang tertanam di blog ini memberikan standar minimal kata dengan jumlah tersebut. Jika standar tersebut tidak dipenuhi, maka poin tersebut tidak akan tercentang. Rasanya gemes aja kalau score SEO-nya nggak mencapai warna hijau, hihi.

Dari situlah saya mencoba untuk membuat tulisan minimal 600 kata. Untuk beberapa tema yang sempat bikin stuck, ternyata PR juga lo. Alhamdulillah pada akhirnya hampir semua tulisan lebih dari 600 kata. Bahkan ada yang awalnya nggak ngerti mau nulis apa, eh ujung-ujungnya bisa sampai 1000an kata.

4. Sempat Kejar Tayang

Selain masalah kebuntuan ide, saya juga mengalami masa kejar tayang. Ketika blog lain juga meminta perhatian, ada kalanya blog ini jadi lupa tersentuh. Kemudian tanpa disadari, sudah beberapa tema belum ditulis.

Beruntungnya punya pengalaman menjadi penulis konten yang diwajibkan setor tulisan minimal 5 artikel dalam sehari. Pengalaman tersebut memudahkan saya dalam menggali ide dan memroses tulisan secara cepat.

Akhirnya selesai juga deh, meski super mepet deadline. Meski begitu buat saya, hal ini adalah sebuah pencapaian tersendiri, terutama di saat semangat ngeblog sedang turun. Bisa menyelesaikan challenge ini adalah kebanggaan pribadi.

5. Oase di Padang Pasir

Selain bisa menyuntikkan semangat ngeblog, bisa menuntaskan 30 tema dari BPN Ramadan 2021 bagaikan oase di padang pasir. Setelah terlalu lama berkutat dengan teknis-teknis blogging yang semakin membuat pening, sementara traffic blog lagi rajin banget turun, bisa selesai dari challenge menulis tahunan dari Blogger Perempuan ini berhasil membuatku teralihkan dari ‘sisi gelap blogging.’

Saya bisa menulis lebih bebas, tanpa memikirkan traffic dan sebagainya. Menulis  tema-tema yang ada seakan sedang ngobrol dengan para sahabat, sehingga lebih mengalir.

Tentunya saya  berharap Blogger Perempuan akan kembali hadir dengan tantangan-tantangan selanjutnya. Entah itu BPN Ramadan tahun depan ataupun tantangan lainnya. Sekali lagi terima kasih BPN Ramadan 2021 karena telah sukses mengembalikan semangat ngeblog diri saya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*