Search

Tips Menghadapi Anak Tantrum Secara Islami

microphone, boy, studio

Menghadapi anak tantrum memang susah-susah gampang. Ada kalanya begitu mudah diatasi, namun tak jarang malah membuat kita ikutan menjadi tantrum. Sebenarnya bagaimana sih cara terbaik mengatasi tantrum?

Saya yakin secara teori sahabat Salam Bunda sudah paham bagaimana atasi hal tersebut. Hanya saja masalahnya seringkali teori dan praktek tidak berjalan selaras. Betul atau betul?

Pengertian Tantrum

Sederhananya tantrum adalah sebuah kondisi di mana seorang anak merasa jengkel dan marah karena tak mampu mengungkapkan isi hatinya dengan tepat. Kondisi ini biasanya muncul mulai usia 2 tahun. Hingga sering kali disebut dengan terrible two. 

Pada usia-usia tersebut, biasanya anak mulai memiliki keinginan, tetapi belum begitu mampu mengungkapkannya dengan baik. Maka ketika orangtua atau pengasuhnya tak memahami apa yang diminta atau dirasakannya, anak-anak ini akan mulai meraung.

Tantrum biasanya berwujud dengan tangisan tiada henti. Tak jarang disertai dengan teriakan, tendangan, bahkan tak sedikit yang menyakiti diri sendiri dan orang lain. 

Tetap tenang adalah kunci menghadapi anak tantrum, tapi apakah semudah itu?

menghadapi anak tantrum

Jenis-jenis Tantrum

Menurut para ahli dijelaskan bahwa ada dua jenis tantrum, yaitu:

Tantrum Manipulatif

Jenis tantrum yang pertama ini biasanya muncul saat seorang anak sedang merajuk. Atau kalau bahasa Abah Ihsan disebut juga dengan hukum kekekalan ikhtiar. Tantrum ini sengaja dimunculkan anak agar orang dewasa di sekitarnya luluh dan menuruti apa keinginannya. 

Untuk mengatasi tantrum jenis ini, orangtua harus memiliki ketegasan. Jangan sampai apa yang sudah dijadikan aturan atau larangan, lalu dianulir hanya karena tidak mau melihat anak menangis meraung-raung. 

Di sini dibutuhkan kekuatan hati kita. Saat anak sedang menunjukkan tantrum manipulatif, berikan waktu padanya untuk meluapkan kejengkelannya. Namun berikan batasan waktu dan juga sampaikan bahwa boleh menangis, tapi tidak mengganggu dan melukai diri sendiri ataupun orang lain.

Percayalah itu bukanlah hal yang mudah. Butuh jam terbang tinggi untuk bisa melakukannya. Apakah sahabat bunda selalu berhasil? Saya tak selalu berhasil nih, apalagi kalau kondisi tubuh sedang lelah dan lapar, pastilah yang ada ikutan tantrum. 

Tantrum Frustrasi

Selain tantrum manipulatif, ada pula yang disebut dengan tantrum frustrasi.  Kondisi ini muncul ketika anak tidak berhasil mengungkapkan apa keinginannya. Atau ia telah mencoba mengungkapkan apa maunya atau apa yang dirasakannya, tetapi orang-orang dewasa di sekitarnya tak ada yang memahaminya. 

Saat tantrum jenis ini terjadi, terimalah perasaan anak. Sampaikanlah bahwa kita memahami kejengkelannya, dan ia boleh melampiaskan rasa jengkel tersebut, tetapi tetap dengan cara yang baik. Boleh menangis, tapi tidak melakukan hal buruk yang bisa menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Jika anak sudah tenang, peluklah ia dan minta maaf kepadanya karena kita gagal memahami maksud perkataannya. Lalu minta anak untuk mengatakan lagi dengan perlahan dan tanpa rasa marah, sehingga kita bisa mengerti dengan baik keinginannya.

Anak yang mengalami tantrum frustrasi akan kehilangan self worth dan kepercayaan kepada orangtua jika ditanggapi dengan kurang tepat. Bahkan bisa jadi perlahan anak tidak mau lagi berbagi perasaannya jika kita cenderung menanggapi perasaannya dengan acuh atau malah abai.

Cara Menghadapi Anak Tantrum dari Ustazah Poppy Yudhitia

Pada tanggal 31 Januari 2021 lalu, saya mengikuti kajian lewat zoom bertajuk Parameter Kesholihan Anak bersama Ustazah Poppy Yudhitia. Sebenarnya topiknya tidak fokus pada cara menghadapi anak tantrum. Namun di sesi tanya jawab, ada salah seorang peserta yang bertanya terkait anak tantrum.

Tips mengatasi anak tantrum di luar sana sudah ada banyak sekali. Saya yakin sahabat sudah hampir hafal di luar kepala. Mengenalkan anak pada jenis-jenis emosi dan bagaimana mengelolanya adalah salah satu tahapan dalam mengatasi anak tantrum. 

Jika ikhtiar duniawi sudah kita coba semua, tak ada salahnya untuk mengecek hal-hal terkait ruhiyah sebagaimana disampaikan oleh Ustazah Poppy berikut ini:

  • Cek apakah ada harta-harta haram yang kita nafkahkan pada anak.
  • Cek apakah ada mainan atau barang-barang di dalam rumah yang bisa menjadi tempat tinggal bagi jin, seperti boneka, patung, foto.
  • Mengamalkan dzikir pagi dan petang secara rutin.
  • Coba diingat-ingat apakah kita menjalani proses menyapih dengan benar? Apakah saat menyapih kita tidak sesuai dengan panduan Al Quran, sudahkah berdialog dengan anak saat proses menyapih, apakah anak dan ibu ridho.
  • Lakukan rukyah jika diperlukan, bisa dengan rukyah mandiri.
  • Ajaklah anak ngobrol saat sudah selesai tantrum, jangan diabaikan.
  • Apakah selama ini anak terlalu sering dicuekin? Sehingga  anak sengaja tantrum untuk mencari perhatian kita.
  • Coba digali lagi perasaan anak, adakah dia menyimpan luka atas perkataan atau perbuatan kita kepadanya. 
  • Jangan malu meminta maaf pada anak dan lakukan dialog iman secara rutin. 

Itulah beberapa hal terkait menghadapi anak tantrum secara islami yang disampaikan oleh Ustazah Poppy Yudhitia. Semoga bermanfaat dan menambah amunisi kita dalam mengatasi anak yang sedang berusaha mengenal emosi dirinya dengan lebih baik. 

Agar tak ikutan error saat anak tantrum, jangan lupa luangkan waktu untuk me time agar tetap waras. Kalau saya sih lewat ngeblog, kalau sahabat biasanya mengisi me timenya dengan apa? Apapun caranya semoga bisa membantu lebih tenang dan fokus saat menghadapi anak tantrum ya! Semangat, sahabat!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*