Search

Puasa Saat Pandemi Tahun Ketiga, Apa yang Berbeda?

puasa saat pandemi tahun ketiga

Nggak terasa lo puasa saat pandemi sudah memasuki tahun ketiga! Sejak 2020, ada banyak hal yang berbeda di setiap ramadan.

Yang saya rasakan, dulu sebelum pandemi, saya selalu aktif mengikuti Sekolah Ibu yang diadakan oleh komunitas keagamaan di wilayah tempat tinggal. Namun sejak pandemi, kegiatan tersebut tidak bisa dilaksanakan dengan optimal.

Belum lagi, dilarangnya sholat tarawih berjamaah di masjid dan mushola. Rasanya mengurangi nikmat ramadan. Tahu sendiri kan, sholat tarawih jadi salah satu momen yang dirindukan tiap ramadan, eh dilarang, kan jadi kurang afdol gitu.

Bersyukur sekali memasuki tahun ketiga, Covid-19 perlahan mulai meninggalkan bumi. Yang tadinya pandemi, banyak ahli berpendapat pelan-pelan akan menjadi endemi.

Artinya sudah hampir semua orang di bumi pernah penjadi penyintas Covid-19. Tingkat penularan semakin berkurang. Begitu juga dengan kasus yang terjadi, perlahan tapi pasti, semakin turun dan turun.

Jadi apakah puasa saat pandemi di tahun ketiga ini masih sama dengan tahun 2020 dan 2021? Kalau yang saya rasakan sih nggak, Sahabat Bunda. Beberapa perbedaan sudah mulai terasa. Apa saja ya?

7 Perbedaan Puasa Saat Pandemi Tahun Ketiga

Perlahan namun pasti, puasa saat pandemi pada tahun ketiga ini mulai berangsur normal. Artinya kita bisa melakukan ibadah-ibadah di bulan Ramadan sama seperti halnya ketika sebelum Corona datang. Apa saja ya yang sudah boleh dilakukan?

1. Diperbolehkan Tarawih Berjamaah

Jika pada 2020, tarawih berjamaah sama sekali dilarang. Lalu pada 2021, tarawih berjamaah boleh dilakukan tetapi dengan jaga jarak. Bahkan di  musholla RT saya, tahun lalu peserta tarawih hanya diperuntukkan bagi bapak-bapak.

Alhamdulillah tahun ini, musholla bisa dibuka lebar-lebar. Baik bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak boleh ikut bertarawih. Senang sekali rasanya bisa berjamaah kembali di musholla dan masjid-masjid, sehingga ghirah puasa jadi lebih meningkat. Tentu saja protokol kesehatan tetap dilaksanakan, walau shaf sudah boleh berdekatan.

2. Diperbolehkan Kajian

Hal menyenangkan lainnya adalah diperbolehkannya kajian di masjid. Sekolah Ibu kini bisa dihadirkan lagi, ya meski belum full seperti sebelum pandemi. Alhamdulillah bisa merasakan tiga hari kajian di awal puasa.

Bagaimanapun hadir dalam kajian offline terasa lebih syahdu dan memompa semangat dengan maksimal jika dibandingkan kajian online. Di tempat Sahabat Bunda bagaimana nih? Sudah boleh pengajian?

3. Diperbolehkan Mengadakan Pesantren Kilat

Setelah dua tahun berturut-turut pesantren kilat untuk anak tidak dilaksanakan. Alhamdulillah pada puasa saat pandemi tahun ketiga ini, pesantren kilat di RT kami bisa kembali terlaksana.

Baik anak-anak dan ibu-ibu gegap gempita menyambut momen ini. Anak-anak senang karena bisa mengisi ramadan dengan penuh suka cita. Menerka-nerka takjil apa yang akan didapat. Sementara itu para ibu saling bergandeng tangan menyiapkan takjil yang disuka anak-anak.

4. Diperbolehkan Menggelar Buka Bersama

Insya Allah pada puasa kali ini, buka bersama juga mulai bisa digelar. Maklum  tinggal di perumahan yang tingkat individualitasnya jauh lebih tinggi dibanding di kampung, membuat saya dan para tetangga jarang berkumpul.

Biasanya kumpul ya saat ada acara-acara RT, seperti arisan, pengajian atau buka bersama seperti ini. Dengan diadakan kembali buka bersama, semoga bisa menjalin silaturahmi dengan lebih baik.

5. Diperbolehkan I’tikaf di Masjid

Beberapa info dan jadwal I’tikaf sudah mulai ramai disebar. Masjid tempat anak saya bersekolah dan masjid di kantor suami adalah dua tempat yang sepertinya akan menjadi pilihan untuk beri’tikaf di 10 hari terakhir.

Seumur hidup saya baru merasakan I’tikaf bersama keluarga pada 2019. Saat itu anak kedua saya masih berusia 2 tahun. Dia senang sekali diajak I’tikaf. Begitu juga dengan kakaknya.

Sayangnya saat ingin mengulang momen-momen berkesan itu pada tahun berikutnya, corona datang. Gagal deh I’tikafnya. Sementara pada 2021, I’tikaf hanya diperbolehkan secara terbatas. Alhamdulillah tahun ini insya Allah bisa I’tikaf lagi.

6. Diperbolehkan Sholat Idul Fitri Berjamaah

Tidak afdol tentunya setelah berpuasa satu bulan lamanya, lalu di 1 Syawal nggak bisa sholat Ied berjamaah. Meski tahun lalu alhamdulillah sholah ied sudah bisa dilaksanakan, tetapi tetap berbeda rasanya di tahun ketiga pandemi ini.

Insya Allah jauh lebih khusyuk dan semangat. Semoga angka Covid-19 tetap aman, sehingga sholat ied berjamaah bisa ditegakkan dengan sempurna. Aamiin.

7. Diperbolehkan Mudik

Bagi Sahabat Bunda yang masih punya orang tua dan keluarga besar di kota kelahiran, tentunya momen mudik jadi hal yang paling dinanti kan? Bersyukur tahun ini, mudik insya Allah nggak lagi jadi angan-angan.

Katanya syarat untuk bisa mudik, sudah harus melakukan vaksin booster ya? Sahabat Bunda yang berencana mudik, sudah dapat vaksin booster belum?

Jujur kalau saya belum, hihi. Selain karena memang nggak akan mudik ke mana-mana, masih deg-degan sama KIPI-nya, jadi masih menguatkan mental dulu nih.

Begitulah 7 perbedaan yang insya Allah akan bisa dirasakan pada puasa saat pandemi tahun ketiga ini. Semoga puasa ramadan tahun ini membawa berkah dan kebahagiaan. Happy fasting, Sahabat Bunda!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*